Pagi ini, mau masak apa ya buat bekal pak suami? Saya lihat stok bahan di kulkas. Ehm...masih ada 1 ekor ikan nila merah dan 2 ekor ikan bandeng yang sudah saya potong masing-masing jadi 2 bagian. Memang kami, a.k.a saya dan pak suami sama-sama suka mengkonsumsi makanan yang berbahan ikan daripada ayam. Setiap Sabtu pagi, saya diantar pak suami, belanja ke pasar bandarjo - Ungaran, ikan-ikan yang dijual disini segar-segar dan beraneka macam, mulai dari : lele, mujair, nila, gurame, patin, tongkol, blanak, bandeng, bawal, kerapu, kerang, cumi, udang, kepiting lumayan komplit lah. Sepulang dari pasar, biasanya ikan saya bersihkan baik jerohan, kotoran, insang dan sisik (klo sisik dan jerohan kadang udah dibersihkan sama penjualnya). Setelah itu, ikan saya masukkan ke dalam kantong-kantong plastik bening sesuai jenisnya masing-masing dan di ujung plastik kanan kiri bagian bawah saya potong agar berlubang dan saya masukkan ke kantong plastik lagi yang utuh, ini dimaksudkan agar kandungan air yang ada di ikan bisa turun ke plastik yang utuh. Bingung gak ngebayanginnya? Ini mau cerita gulai nila merah kok merembet kemana-mana sih? Ayuk dong... mari....kita mulai aja acara masaknya.
Bahan-bahannya :
- 1 ekor ikan nila merah agak besar, saya potong jadi 2 bagian.
- Jeruk nipis.
- Santan agak kental secukupnya
- Daun kemangi
- 4 buah cabe rawit setan utuh
- 5 siung bawang merah
- 3 siung bawah putih
- 3 butir kemiri
- Kunyit
- Jahe
Setelah bumbu tersebut dihaluskan, tambahkan :
- 6 buah cabe kriting (yang sudah di rebus, dan dihaluskan bersama bumbu)
- Merica bubuk
- Lengkuas
- Daun Salam
- Daun Jeruk
- Sereh yang sudah digeprek.
- Setelah ikan dipotong, lumuri dengan air jeruk nipis.
- Tumis bumbu yang sudah dihaluskan sampai harum.
- Masukkan Lengkuas, daun salam, daun jeruk dan sereh.
- Masukkan santan.
- Setelah santan mendidih, masukkan ikan.
- Tunggu sampai ikan setengah matang, masukkan cabe rawit utuh.
- Setelah matang, sebelum diangkat, masukkan daun kemangi.
- Siap dihidangkan.
- Pada saat menghidangkan, taburi dengan bawang goreng.
Sampai kantor, setelah saya sarapan, saya sms ke pak suami, "Mas, gimana sarapannya, enak gak?"
Dan balasan dari pak suami cukup singkat, apa jawabannya :
"ISTIMEWA"
This is a great statement, Sayang HP saya tidak bisa meng-capture sms-nya. Tapi suweerr, serius, saya gak bo'ong.
Dan malam harinya, pak suami cerita, katanya tadi pas pak suami sedang sarapan di pantry, ada salah satu rekannya bertanya, "Beli sarapan dimana pak Kus? Kayaknya sedep banget dah...."
Dan jawaban pak Suami, "Bekal dari istri pak, masak sendiri bawa dari rumah."
Aw...So Sweet deh suamiku... Trimakasih ya...Saya jadi makin semangat ni di dunia masak-memasak. Selamat Mecoba :)
NB : Maaf tidak ada fotonya sama sekali, karena saya buru-buru, harus siap jam 05.45 pagi. Soalnya Suami saya berangkat kerja jam 6 teng.